ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB..
‹Teruntuk
calon orang tua dan yang sudah menjadi orang tua›
Anak adalah suatu amanah yang
ditipkan Allah kepada kedua orang tuanya. Lalu bagaimana peran mereka dalam
menjaga amanah Allah tersebut?. Ketahuilah bahwa orang tua memiliki peran yang
sangat penting dan tanggung jawab yang besar dalam pendidikan anak. Orang tua
harusnya mengerti dan memahami apa yang harus dan wajib dilakukan untuk
membimbing dan mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai keislaman. Fenomena
yang terjadi pada zaman modern ini justru lebih mengacaukan.
Banyak orang tua yang tega
membiarkan anak-anaknya tumbuh jauh dari agama. Mereka mengaku dirinya orang
yang taat, tapi anak-anaknya jarang melakukan sholat, meninggalkan kewajibannya
seperti mengenakan jilbab bagi anak perempuan yang sudah baligh, membiarkan
anaknya bergaul dengan orang-orang yang jauh dari ketaatan, tidak mengajarkan
Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Memang ada sebagian anak yang bisa menjadi
hebat didalam agamaya, tanpa peran orang tua. Karena kesadarannya terhadap
agama itu lebih penting. Namun alangkah lebih baiknya jika orang tualah yang
mengawalinya dalam memberikan pendidikan agama, bahkan sejak dalam kandungan
ibunya.
Tidak hanya sebatas itu peran
orang tua terhadap anaknya. Adapun peran orang tua terhadap anaknya di dalam
Islam yakni sebagai berikut:
· Memperkenalkan anak terhadap agama sejak di dalam rahim
Seperti memperbanyak ibadah
terutama ibunya, membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, membaca sholawat, berdzikir,
melakukan segala sesuatu yang di anjurkan Islam saat mengandung, dan lain
sebagainya. Karena janin dalam rahim pada usia kandungan 4 bulan sudah mulai
bisa merasakan dan mendengar apa yang dilakukan ibunya. Olah karenanya ada
cara-cara menstimulasi kecerdasan anak saat dalam kandungan.
· Orang tua merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya
Bagaimana anak terbentuk, itu
tergantung bagaimana orang tuanya membentuk. Nabi bersabda yang diriwayatkan
dari H.R Muslim yang artinya: “Tidak seorang pun yang dilahirkan melainkan
menurut fitrahnya, maka akibat orang tuanyalah yang menjadikan mereka Yahudi,
Nasrani atau Majusi.” (HR. Muslim).
Oleh karenanya, didiklah anak
sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dan ajarkan mereka tentang agama Islam.
Seperti cara makan yang baik dengan menggunakan tangan kanan, sebelum makan dan
sesudah makan hendaknya berdoa, mengajarkan cara mandi yang benar, bertutur
kata yang baik dan sopan, bertingkah laku yang sesuai norma dan akhlak dalam
Islam. Dan lain sebagainya. Tidak hanya usia dini orang tua mendidik dan
mengajarkan anak, tapi sampai mereka benar-benar mampu dan bisa menjadi anak
yang sholih dan sholihah.
Jangan sampai ketika orang tua
sakaratul maut, sang anak berlari-lari mencari orang untuk mentalqinkan orang
tuanya, membacakan yasin, sedangkan ia tidak bisa, memandikan jenazah orang
tuanya tak mengerti, apalagi mendoakannya. Karena doa yang sampai adalah doa
anak yang sholih.
· Menanamkan iman dan nilai-nilai keislaman sejak anak masih usia dini
Ketika mereka mulai berkembang
dan mengenal tulisan, gambar, lingkungan dan lain-lain, maka tanamkan keimanan
dan keislaman dengan memberikan contoh-contoh yang baik kepadanya. Karena orang
tua akan menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya ketika ia masih kecil. Mereka
akan sedikit demi sedikit mengikuti apa yang ia lihat, yang ia dengar, dan
apa-apa yang biasa orang tuanya lakukan.
· Membangun kepribadian dan mengembangkan pengetahuan agama anak
Orang tua lebih utama dalam
perannya membangun kepribadian anak, karakter sifat anak turun tidak jauh dari
keduanya. Maka bangunlah kepribadiannya sesuai syariat Islam dan kembangkanlah
pengetahuan agamanya setiap waktu dengan memberikan dan mengajarkan serta
membantu anak dalam mengembangkan kemampuannya. Seperti gemar mengikuti MTQ,
lomba-lomba agama di sekolah (tartil Qur’an, pidato, hafidz Qur’an, dls).
· Mengontrol kepribadian anak saat anak diluar rumah
Ini yang biasanya banyak
dilalaikan oleh para orang tua. Mereka kurang memperhatikan kepribadian anak di
luar rumah. Orang tua tidak boleh lepas tangan atau lepas tanggung jawab,
meskipun anak sedang berada di lingkungan sekolah atau madrasah. Jangan
membiarkan mereka keluar batasan yang seharusnya dipatuhi oleh anak. Seperti
membiarkan anak pulang sekolah mampir dan bermain terlebih dahulu bersama teman-temannya
entah kemana, mengontrol kesehariannya di sekolah dan lain sebagainya.
· Memberikan sandang, pangan dan papan yang layak kepada anak
Orang tua yang memberikan
makan kepada anaknya itu terhitung sedekah. Allah tidak akan menyia-nyiakan
kebaikan orang tua kepada anaknya dengan memberikan pahala yang berlipat-lipat.
Maka berikanlah kehidupan yang layak untuk mereka. Makanan yang sehat akan
menghasilkan tubuh yang kuat, pakaian yang bersih dan rapi akan menyamankan
hati karena Allah mencintai keindahan juga rumah yang layak dengan para
penghuni yang taat kepada Allah, InsyaAllah “rumahku itulah surgaku di
dunia” akan dirasakan dalam keluarga.
· Memberikan perhatian, kasih sayang, dan pengertian
Anak pasti membutuhkan
perhatian, tidak hanya diusianya yang masih kecil saja, tetapi sampai kapanpun
anak akan membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Apalagi kasih sayang.
Mengajarkan dia kepada agama dengan penuh kelembutan dan kasih sayang akan
lebih mudah diterima oleh anak. Dan berikan pengertian saat anak membutuhkannya.
Contoh saat dia sedang banyak tugas sekolah, saat sedih, saat mereka tertekan
dan lain sebagainya, berikanlah pengertian kepadanya. Jangan memaksakan
kehendak, karena merekapun memiliki hak untuk diberikan pengertian oleh orang
tuanya.
· Orang tua sebagai motivator bagi anak-anak
Dalam menumbuhkan motivasi
anak untuk tekun dan giat beribadah, rajin belajar, takut kepada Allah, belajar
sabar, tidak mudah putus asa, itu semua akan lebih efektif jika dilakukan oleh
orang tuanya sebagai motivator terbaik untuk anak-anaknya.
· Tempat fasilitator bagi anak
Orang tua wajib memberikan
yang terbaik untuk anak-anaknya. Apa yang orang tua inginkan jangan hanya
menyuruh dan meminta anaknya untuk melakukan apa yang dibutuhkan, akan tetapi
disamping menyuruh, meminta dan memerintah, berikanlah fasilitas untuknya.
Contohnya, berikan anak Al-Qur’an untuk belajar dan membacanya, berikan kitab
atau buku-buku keislaman dan sumber informasi lainnya yang dibutuhkan,
sekolahkan sampai setinggi mungkin di tempat-tempat yang layak dan tepat untuk
anaknya, dan lain sebagainya.
· Peran orang tua dalam penyaring informasi bagi anak-anaknya
Tidak semua informasi
mentah-mentah diberikan kepada anak, ada yang harus mereka ketahui dan ada juga
yang seharusnya belum layak mereka ketahui. Pintar-pintarlah menyaring
informasi untuk anak-anak dan keluarga. Jangan berikan mereka tontonan yang
tidak mendidik, berikan buku bacaan yang bagus dan bermanfaat, tidak
menyampaikan perkataan kotor dari orang lain kepada anak, apalagi anaknya masih
kecil yang belum bisa menyaring perkataan mana yang baik dan tidak baik.
Nah itulah beberapa Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Islam,
semoga kita semua bisa menjadi calon orang tua dan orang tua yang baik dan
menjadi suri tauladan bagi anak-anak. Mencetak generasi muslim yang kuat dan
taat ada di tangan para orang tuanya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita
semua dan terimakasih atas kunjungannya. J J
WASSALAM...
JJJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar